28 juin 2010
How may we help others if we can't even help ourselves?
25 juin 2010
Salam.
I chatted with a brother on this topic and this was how the converstion goes:
...
A: ...what do you think of the phrase [If we can't even help ourselves,how may we help others?]
B: Well..I think we can always help others even when we ourselves are helpless, but it depends on the situation,by help,what kind of help are you refering to?
A: Hmm...everyone has their own weaknesses,right? Take Superman for example ,his weakness is Kryptonite...right? Pardon me for the random example. Anyway, so when we get hit by an element that weakens us, sometimes we get too busy trying to help ourselves from that element that we forgot about others around us..We felt as if how could we help others if we can't even help ourselves?
B: Personally, for me,it depends on the impact of the hit, how hard it hits us. But if God wills it, this shouldn't be a problem. I think we all can help other even if we ourselves have problems of our own. Because in this world, no one is problem-free. Everybody has their own worries, nobody is perfect. As for me, we should try our best,insyaAllah,everything would be okay...
I'll give you an analogy of a glass...
We have one empty glass, and our friend have his (or her) own glass which is also empty.
So when the water gets poured into our glass and we'd like our friend to have some water too...We are not obliged to wait until our glass is filled with water to help him/her.
Even with a half-filled glass or even a quarter-filled glass ,we should be able to help this friend of ours.
A: That is a beautiful analogy...hmm...But what if the glass breaks?
B: Then we should pour the water before it breaks...But if it breaks beforehand, if its unavoidable, then we have no choice but to fix the glass first.
Just like when it comes to spreading the truth, we don't need to be a preacher to be qualified to preach to others...even withe the knowledge we have, we can spread goodness to others. /even if its just a phrase,a word,insyaallah, it'll be usefull to others,and ourselves (as reminders)
A: Well understood, thank you for reminding. But..what if a person were to teach another being to wear a shoe when he/she herself don't even like the idea if wearing a shoe. Again,random example but I hope it'll do..
B: Personally, if that were the case, then it is better for us to ask from others to teach us wearing the shoe properly first, because its crucial for us to be good at something before we can teach it to others...But that shouldn't stop us from teaching our friend others things that we already know. Everybody have their own strength and weaknesses, and thats where we complete one another. Two friends are like 2 hands, one washes the other, and vice versa. :-)
A: Alhamdulillah, sharing thoughts and give me new inspirations, thank you. Sometimes we get scared cause we keep thinking 'bout what others would think of us when we do something. We tend to think too much.
A wise lady once told me, we have to stop making assumptions. Because when we come up with assumptions, it'll keep us from proceeding with our work. We would end up thinking too much and not doing anything.
B: Yes, I tend to think too much too. So sometimes I just say to myself "Just do it,lets just get this over and done with"
A: Thank you again. Well,nobody said life would be easy right? Its full of sacrifice to be made..(But as long as we're doing the right thing, He did promise He would be with us every step we take ;-))
And as long we're doing the right thing..Why should we be afraid,right?
...
As for the theory on Batman Vs Superman...We'll continue on the next post..:),
insyaAllah.
Muslimah pertama yang menewaskan musyrik dengan tangannya
22 juin 2010
Kisah ini berlaku ketika perang Khandaq, sebuah kisah perang yang dijalin halus dengan tipu daya yang cerdik dan berani.
Apabila Rasulullah Sallahu ‘alaihi wassalam pergi berperang, biasanya baginda menempatkan para wanita dan kanak-kanak di dalam sebuah kubu pertahanan, untuk menjaga dari pengkhianatan para pengkhianat baik berupa fitnah dan sebagainya. Maka tatkala terjadinya perang Khandaq, baginda menempatkan para muslimah; isteri-isteri nabi, anak-anak, dan beberapa orang isteri para sahabat, di sebuah kubu Hasan bin Tsabit yang diwarisinya dari nenek moyangnya. Kubu itu sangat kukuh dan kuat, sukar ditembusi musuh.
Ketika kaum Muslimin sedang bersiap siaga di sekitar Khandaq untuk menghadapi segala kemungkinan serangan dari kaum Quraisy dan sekutu-sekutunya, kaum Yahudi bani Quraizhah mendatangi kubu tempat para muslimah untuk mencetuskan kekacauan dan kemudian melemahkan pertahanan dan kesiagaan para tentera Muslimin. Kubu itu memang tidak dikawal kerana seluruh kekuatan pasukan tentera dikerahkan ke Khandaq untuk menghadapi musuh yang sangat banyak.
Pada mulanya, S melihat sesusuk bayangan bergerak-gerak di keremangan fajar. S yang cerdas dan teliti menajamkan pendengaran dan penglihatannya ke arah gerakan tersebut. Pada pengamatannya, itu adalah seorang Yahudi yang sedang menuju ke arah kubu. Setelah agak hampir, pengintip itu menghendap-hendap bagaikan maling kesiangan. Kemudian, dikelilinginya kubu itu dengan hati-hati, memeriksa keadaan, melihat-lihat kalau ada pengawal sambil menyelidik siapa yang berada di dalam dan bilangan jumlahnya. S segera mengetahui bahawa orang itu adal pengintip yang berusaha untuk mengetahui sama ada wujud kekuatan yang mempertahankan kubu, atau di kubu itu hanya tinggal para wanita dan kanak-kanak sahaja.
S berfikir pantas dengan mindanya yang tajam, sambil berkata dalam hati; “Kaum Yahudi bani Quraizhah melanggar perjanjian dengan Rasulullah iaitu tidak akan menyerang atau melakukan tindakan pengkhianatan. Kini mereka terang-terangan membantu kaum Quraisydan sekutu-sekutunya dalam memusuhi kaum Muslimin. Saat ini, tiada seorang pun tentera muslimin yang menjaga kami. Rasulullah dan seluruh tentera muslimin sedang bersiap saga menghadapi musuh. Seandainya musuh Allah yang satu ini berhasil melaporkan kepada kaumya tentang keadaan kami sekarang, pasti orang Yahudi akan menawan kami para wanita dan memperhambakan anak-anak kami. Maka kiamatlah kaum muslimin!”
Dengan suara hati ini, S segera mengenakan baju perangnya. Disandangkan sebatang tongkat ke bahunya lalu dia turun ke pintu utama. Direnggangkan pintu itu perlahan-lahan. Kemudian, dari celah pintu itu, dia mengintip musuh Allah tersebut penuh teliti. Ketika.......to be continued.
tiba-tiba nak beromantis
20 juin 2010
photos credited : http://superheroesvision.blogspot.com
Syair Imam Syafi'ie
bukanlah tinggal tetap itu
rehat bagi orang yang berakal dan berbudi
maka tinggalkanlah kampung halamanmu
dan pergilah mengembara
merantaulah
pasti kau akan temui pegganti mereka
yang kau tinggalkan
berusaha keraslah
sesungguhnya kemanisan hidup hanya ada
dalam usaha yang bersungguh-sungguh
sesungguhnya aku melihat air yang menjadi cemar
kerana tak mengalir
andai ia mengalir
pasti elok keadaannya
dan andai dia bertakung
nescaya cemar jadinya
Menjadi penting itu baik, tetapi menjadi baik itu lebih penting.
Happiness
18 juin 2010
Happiness cannot be purchased with gold and silver. It is far more
Think about it. Courtesy of http://en.islamtoday.net/ |
Apa yang...
15 juin 2010
II : cerita arab pulak
12 juin 2010
Hang Kasturi kembali lagi dengan sambungan bidalan-bidalan bahasa Melayu.
dah jumpa keeee maksud-maksud bidalan yang Hang Kasturi bagi dulu? ingat lagi tak? pasal ‘batok’ dan ‘pauh dilayang’?
okay, ni jawapannya:
1/ Sĕpĕrti tĕlur sa-sarang, pĕchah sa-biji, pĕchah kĕsĕmua-nya
takrifan bidal mengikut Kamus Istimewa Peribahasa Melayu (terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia) adalah “bersatu hati”
2/ Tidak hujan lagi bechak, inikan pula hujan.
translate : belum hujan dah becak, kalau hujan, lagilahh..
takrifan bidal mengikut Kamus Istimewa Peribahasa Melayu (terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia) adalah “sedangkan pekerjaan yang senang lagi tidak sanggup dikerjakan, apatah pula pekerjaan yang susah”.
pada Hang Kasturi yang memang berasal dari zaman Kesultanan Melayu ni, memang gemar dengan peribahasa. sebelum Hang Kasturi mendalami maksud 2 peribahasa kat atas ni, Hang Kasturi dah suka dah sebab indah betul susunannya, penggunaan perkataan yang simple tapi cantik. rasa macam masuk ke dalam nature.
Hang Kasturi rasa macam tengah panjat pokok tengok burung tu duduk atas telur-telur dia dalam sarang.
Hang Kasturi rasa macam tengah duduk di beranda rumah arwah tok di utara sambil tengok becak-becak depan rumah.
seronok kan? kalau kawan-kawan tak rasa, ni sebab kawan-kawan mungkin tak suka sangat puisi atau bahasa Melayu tu sendiri. atau mungkin sebab tak faham.
jadi, ari ni, Hang Kasturi nak cakap pasal masalah kita semua yang bila membaca Al-Quran tidak menusuk atau menyentuh hati-hatinya. padahal Al-Quran dikatakan petunjuk kita kan kan?
soalan pertama, suke takk bace Al-Quran?
soalan kedua, faham tak bace Al-Quran?
Hang Kasturi sindrik pon tak berape nak faham. tapi cuba-cuba bace terjemahan dia dulu. Lepas ni, upgrade sikitlah belajar bahasa Arab. sape dulu sekolah agama, rugii ooohh kalau lupa! (especially bebudak asrama penuh)
hah, taknak lah bebel panjang-panjang. lepas ni, Hang Kasturi nak buat kelas bahasa Arab pulak lah dgn kawan-kawan sume!
Menjadi penting itu baik, tetapi menjadi baik itu lebih penting.
Jom selawat!
9 juin 2010
When we feel helpless...And can't go on..
6 juin 2010
Just a song to share to help us get by..
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can`t see which way to go
Don`t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insya Allah 3x
Insya Allah you`ll find your way
Everytime you commit one more mistake
You feel you can`t repent
And that its way too late
Your`re so confused,wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don`t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insya Allah3x
Insya Allah you`ll find your way
Insya Allah3x
Insya Allah you`ll find your way
Turn to Allah
He`s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don`t let me go astray
You`re the only one that showed me the way,
Showed me the way 2x
Insya Allah3x
Insya Allah we`ll find the way
Si parfois tu as du mal à avancé si tu te sent seul, si tu te sent paumé.
Quand la nuit s'éternise, que l'obscurité t'oppresse même désemparé,
Ne baisse pas les bras et ne perd pas espoir car Allah est toujours proche de toi..
Refrain1:
Incha'allah..x3
Tu trouveras ta voie
Incha'allah..x3
Tu trouveras ta voie
Si parfois tu commet tant de fautes que pour te repentir tu pense qu'il est trop tard.
Tellement confus des mauvais choix que tu fais qui rend tout ton esprit et emplisse ton cœur de haut.
Ne baisse pas les bras et ne perd pas espoir car Allah est toujours proche de toi..
Refrain1
Vas vers Allah, il n'est jamais très loin, fais lui confiance
Tu es le seul qui puisse
'nous montrer la voie'x4
setiap patah kata dari bibirmu.
3 juin 2010
Bee nak share dengan kawan-kawan satu petikan yang Bee sangat-sangat suka. Harap dapat diambil iktibar darinya, insyaAllah.
-----
ABU HURAIRAH R.A. meriwayatkan, katanya Rasulullah s.a.w bersabda “Tahukah kamu apakah ghibah ? ” Jawab sahabatnya, Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui. Maka Nabi s.a.w pun menghuraikan bahawa ghibah itu jika kau menyebut atau membicarakan hal keadaan saudaramu yang ia tidak suka disebut atau dibicarakan kepada orang lain, maka itu bererti ghibah padanya.
Sahabat bertanya kembali, “Bagaimana kalau saudaranya betul begitu ? ”. Jawab Rasulullah s.a.w “Jika yang engkau sebut itu betul dan benar ada padanya maka itulah ghibah, tetapi jika tidak betul maka itu buthan (membuat-buat pendustaan bagi memburukkan nama orang)
*buthan – fitnah
Dalam pada itu Ibnu Abi Najih r.a pula berkata: Ada seorang wanita pendek telah datang ke rumah Rasululllah s.a.w. setelah orang itu pulang maka Aisyah r.a lalu berkata “Alangkah pendeknya wanita itu”. Rasulullah terus menegur Aisyah dengan mengatakan “Engkau ghibah”. Aisyah segera menjawab: Saya tidak menyebut melainkan yng sebenarnya ada padanya. Tegas Rasulullah s.a.w “Engkau telah menyebut perkara yang paling jelek padanya.”
Nabi Isa a.s ada mentafsirkan ghibah dengan membuat pertanyaan kepada sahabat-sahabatnya, katanya “Jika kamu melihat seseorang yang sedang tidur terbuka auratnya, apakah kamu akan menutupnya?”. Jawab sahabat “Ya”.
Nabi Isa a.s berkata “Tidakkah bila ada orang menyebut kepadamu kejelekan seseorang lalu kamu tambah apa-apa yang tidak disebut oleh orang yang berbicara itu, bererti kamu lebih membuka sisa auratnya.”
Allah S.W.T berfirman yang bermaksud “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.” [49:12]
Di akhirat nanti di padang masyhar selepas perbicaraan dan pertimbangan maka setiap orang akan menerima sesuatu amalan masing-masing. Maka terlihatlah padanya beberapa suratan kebajikan yang die sendiri tidak pernah melakukannya, maka mereka pun mengadu kepada Allah. Kata mereka “Wahai Tuhanku, dari manakah kebajikan-kebajikan ini kerana aku sendiri tidak pernah melakukannya.” Jawab Allah “itu adalah dari apa yang telah orang menghibah terhadapmu semasa di dunia”
Gambaran siksa di akhirat bagi orang yang berghibah telah digambarkan oleh Rasulullah s.a.w yang berbunyi “Pada malam aku diisra’kan ke langit aku telah melihat suatu kaum yang memotong daging pinggangnya kemudian dimakannya sambil menyebut mengikut suara arahan, makanlah apa yang dahulu kamu makan dari daging saudaramu. Maka aku bertanya, Ya Jibril siapakah mereka ini? Jawab Jibril, mereka dari umatmu yang suka menghibah (mengumpat)”
Kisah pertama: Seorang ahli sufi Al Hassan Al Bashari diberitahu oleh seorang rakannya bahawa ade seseorang telah mengibah terhadapnya, maka beliau segera mengirimkan setalam kurma melalui penyampai tadi untuk disampaikan kepada penghibah itu sambil berpesan, saya dapat berita bahawa engkau telah menghadiahkan kebajikan kepadaku, maka saya ingin membalas hadiah itu, harap diterima hadiah dari saya yang tidak sepertinya sebab saya tidak dapat membalas yang sesuai dengan pemberianmu itu.”
Kisah kedua: Seorang wali Allah, Ibrahim bin Adham diundang makan di suatu majlis. Ketika die duduk tiba-tiba terdengar orang berkata “Polan tidak datang”, lalu disambut oleh orang lain, “Dia tidak boleh bergaul.” Maka Ibrahim bin Adham pon berkata “Ini yang menjadikan perutku berat ketika menghadiri majlis makan kerana adanya ghibah pada seseorang muslim,” lalu dia pon keluar dari majlis itu dan tidak makan selama 3 hari.
Allah s.w.t memberitahu kepada Nabi Musa a.s. dengan amaran “Barang siapa meninggal dunia sedang dia sudah bertaubah dari ghibah, maka dia itulah orang yang terakhir yang akan masuk syurga dan barang siapa yang meninggal dunia sedang dia terus menghibah, maka dia itulah orang yang pertama masuk neraka.”
Al Hassan bin Ali r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w berkata: “Kifarah (denda) mengumpat ialah dengan meminta ampun terhadap orang yang engkau umpati”
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w bersabda: “Barangsiapa selama dalam umurnya mengibah sekali sahaja maka Allah akan menyiksanya dengan 10 macam seksaan: -
1) Dia menjadi jauh dari rahmat Allah
2) Malaikat memutuskan persahabatan dengannya (tidak mahu menghampirinya)
3) Dicabut rohnya dengan kesakitan yang amat sangat
4) Dia menjadi dekat dengan neraka
5) Dia menjadi jauh dari syurga
6) Sangat dahsyat seksaan kubur terhadapnya
7) Amal baiknya dihapuskan
8) Roh Nabi Muhammad s.a.w berasa sakit kerananya
9) Allah murka terhadapnya
10) Dia menjadi orang yang muflis timbangan amal kebajikannya pada hari kiamat.
Seterusnya Rasulullah s.a.w member amaran keras terhadap si penghibah bahawa mereka akan diseksa di akhirat sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik r.a katanya: “Barang siapa menghibah saudaranya sesame Islam, maka besok pada hari kiamat Allah memindahkan laluan qubulnya ke duburnya.”
Ali bin Abi Talib r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda “Jauhilah olehmu sekelian dari ghibah kerana sesungguhnya di dalam ghibah itu ada 3 bencana iaitu doanya tidak dimakbulkan, kebaikannya tidak diterima dan keaiban dirinya akan nampak bertambah-tambah."
Ghibah sebenarnya boleh dihidu baunya seperti bau yang datang dari kilang asap getah kerana diriwayatkan bahawa pada suatu hari Rasulullah s.a.w bersiar-siar bersama-sama sahabat-sahabatnya, tiba-tiba mereka terhidu bau bangkai busuk lalu baginda bertanya: “Tahukah kamu sekelian bau apakah ini?” Para sahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Baginda menerangkan, ini adalah bau orang-orang mengibah seseorang yang tidak beriman.
Jika dibandingkan dengan masa kini, maka timbullah persoalan, apakah hikmahnya bau ghibah dan kebusukannya boleh dihidu pada zaman Rasulullah tapi tidak terbau pada zaman sekarang? Ulama bersependapat menghuraikan bahawa “Ghibah sudah menjadi kebiasaan pada zaman ini dan hidung-hidung manusia sudah dipenuhi oleh bau ghibah itu sendiri, maka bau busuk sudah tidak terbau lagi.”
------
Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Banyaknya dosa. Dari sekecil-kecil hingga sebesar-besar benda yang kita lakukan setiap hari, sedarkah kita akan dosa-dosa yang kita lakukan?
Bila difikir-fikir balek, Bee banyak je ghibah orang. Tapi bak kate para ulama, perkara ini sudah menjadi perkara biasa dalam kehidupan sehinggakan kita sendiri tak perasan yang kata-kata kita sudah menghibah saudara seIslam kita sendiri. Malah kalau seharian tanpa ghibah rasa macam kekurangan sesuatu. Betapa ghibah sudah menjadi penambah rasa enak dalam kehidaupan seharian. Astaghfirullah al-azim. Sama-samalah kita berhati-hati dalam setiap patah kata-kata yang terucap dari bibir. Atau mungkin sebaik-baiknya, bercakap bila perlu.
Wallahualam.